Sering aku merutuki kesendirianku
yang makin terasa mencekam dalam malam
Namun kusadari, manusia terlahir sendiri
dan akan pergi dalam kesendirian juga
tidaklah hidup ini selain persinggahan,
keramaian adalah kebetulan
ketika jalan masing-masing yang sendiri itu bersinggungan,
kebersamaan adalah rahmat,
ketika jalan yang dituju searah,
dan waktu dan tempat (dan koneksi?) memungkinkan
pada akhirnya, dalam sunyi malam, kesendirian lagi lah yg menemaniku
Sudah sepatutnya lah sepi ini kujadikan kawan karib
agar sunyi yang sering terasa memekakkan telinga ini
menjadi sesuatu yang menenangkan hati
karena pada sunyi, dapat aku mendengar suara hatiku
gaungnya memenuhi ragaku dan dapat kulihat jalanku
dan pada sunyi, dapat kubercakap jelas dengan Kawan sejatiku,
yang lebih dekat dari urat leherku
yang kutuju dalam jalan sendirku
maka meski iri aku setengah mati,
pada mereka yang malam Ramadhannya begitu damai bersama orang-orang kesayangan
dan ramai dengan saudara-saudara seiman,
akan kusyukuri kesendirianku
wahai kesendirian,
Ramadhan ini, temanilah aku merayakan malam-malamku
meski tempat ini sepi dari adzan
ramaikanlah hatiku
sebagaimana ketika aku ruku' bersama orang-orang yang ruku'
meski dalam sendiriku
No comments:
Post a Comment