Thursday, March 10, 2011

Belajar untuk membagi waktu dan memaklumi ketidaksempurnaan

Akhir-akhir ini sedang belajar bagaimana mulai menimbang-nimbang kerjaan dengan power yang ada.

Ternyata mulai kerasa kalo semua pengen ditanganin sendiri gempor juga.

Ibuku tersayang yang begitu mengenal anaknya ini lalu memberikan nasihatnya:
pengen semuanya perfek, bagus sih,
tapi sudah menikah harus mulai bisa membagi-bagi tenaga,
sebagian untuk keluarga, sebagian untuk suami, sebagian untuk diri sendiri.
Nanti kalau udah punya anak juga harus dibagi lagi waktu untuk anak.

Saya pun bertanya, gmn mbaginya?
Ya, ngga persis sepertiga sepertiga, nanti akan ketahuan kok porsinya.

Akhir-akhir ini saya mulai mempraktekkan nasihat ibu saya tersebut.

Mengerjakan apa yang saya bisa dengan tenaga dan waktu saya, mulai mencoba minta bantuan orang lain untuk meringankan kerjaan, mencoba memprioritaskan kerjaan.

Ternyata membiarkan orang lain membantu kita itu cukup menyenangkan :D
Ternyata suatu kerjaan yang kayanya beraaat banget, tidak berat-berat amat kalau dikerjakan tidak sendiri.

Tapi saya juga belajar, tidak lalu semua selesai sesuai standar saya.
Mau diturutin kemauan saya mengerjakan semua sendiri dengan cara saya dan standar saya juga bisa, tapi akhirnya molor-molor banyak yang tertunda, saya gempor, kecapekan, jadi ngga hepi ending juga kan ya..

Akhirnya ya harus belajar prioritas....kompromi...

Don't sweat the small stuff,
ga perfect dikit gpp lah, di kerjaan, di rumah,
lantai ngga licin berkilau tiap hari gpp lah,
makan telor ceplok aja sekali-sekali walo berasa kaya anak kos kembali juga gpp deh, daripada gempor akhirnya ga ada yg selesai?

Hidup ini ternyata benar-benar membutuhkan kompromi ya...
dan saya ternyata baru belajar kompromi sekarang, kemana aja saya selama ini? :D

2 comments:

Ismail Habib said...

Kompromi? Apa itu? Ajarin dong Yus... *_*

lite said...

hihihi, ih habib, kalo bisaaa sih ga usah pake kompromi aja zu :P ini kepepet makanya akhirnya belajar