Wednesday, March 23, 2022

Berani Berpuasa di Bulan Ramadhan

 Bulan Ramadhan sudah dekat! Biar semangat jauh-jauh hari sudah ku-hype ke anak-anakku, A dan S, "Wah, senangnya! Sebentar lagi Ramadhan! Kita puasa, sahur bareng-bareng, buka puasa yang enak-enak! Lalu Lebaran, hore!". 


Tak lupa sebelumnya sudah kubaca-baca tips dan trik membujuk anak ikut berpuasa. Anakku A sekarang sudah berumur 6 tahun. Dan, Alhamdulillah, tahun ini bulan Ramadhan sudah semakin bergeser ke musim semi. Durasi puasa insya Allah akan sekitar 15-17 jam. Lumayan banget dibandingkan sebelumnya yang biasanya 18 jam. Jadi rasanya A sudah kuat, insya Allah, untuk mencoba berpuasa setengah hari. 


Di luar dugaan, tanpa sempat mempraktekkan jurus-jurus membujuk anak berpuasa, ternyata A sendiri yang langsung mengajukan rencana puasanya! "Aku mau puasa, ya, Bu! Jadi nanti aku tiap hari ga bawa tas ke sekolah. Dan aku mau sahur pakai mi goreng!".

Subhanallah, aih, terharu dan terkagum-kagum aku dengan semangatnya. Bersemangat, yakin, dan berani sekali anakku! Walau permintaan menunya membuatku curiga jangan-jangan dia ingin makan Indomie saja, hihihi. Memang kujanjikan dia boleh minta makan sahur dan buka apa saja kalau berpuasa. 


Tapi ternyata justru aku yang jadi khawatir. Maka kubujuk, "Tetap bawa bekal aja, ya, nak, siapa tahu nanti lapar". Yang dijawabnya dengan pendek dan yakin, "Nggak". Diskusi kami tidak berlanjut lagi karena aku lalu terdiam, sibuk dengan kekhawatiran-kekhawatiranku. 


Sekolah A sampai jam 3 sore. Apa iya, dia sudah kuat berpuasa paling tidak sampai jam 3? Nanti bagaimana, ya, menerangkannya pada ibu gurunya? Sekolah A bukan sekolah muslim. Murid muslimnya Alhamdulillah banyak, tapi bukan mayoritas. Akan dipikir membahayakan anak kah kalau kubilang A mau berpuasa dan tidak akan membawa bekal selama Ramadhan? Apa iya A kuat berpuasa pertama kali dan langsung 15 jam?


Lalu aku jadi sadar sendiri, apa iya aku kuat berpuasa 15 jam? 5 tahun terakhir aku tak berpuasa karena hamil dan menyusui A dan S. Apalagi sekarang aku belum mulai bekerja lagi. Dulu rasanya meski puasanya panjaaang sekali asal kuhabiskan bekerja di kampus yang nyaman ber-AC maka tak terasa akan sudah waktunya berbuka. Bagaimana sekarang yang harus di rumah, memasak dan tetap memberi makan S (dan A)?


Ih, tapi begitu ingat betapa mantapnya A tadi berniat puasa, aku jadi malu sendiri. Masa aku yang sudah berpengalaman bertahun-tahun sebelumnya puasa kalah berani sama yang belum pernah sama sekali berpuasa? Apalagi sekarang cadangan lemakku sudah banyak #eh. Diingatkan juga oleh A yang selalu mengulang kembali kata-kataku, "Perkataan itu doa, Ibu". Kalau takut ngga kuat, takut ngga bisa, nanti jadi beneran, deh.

Maka, bismillah, insya Allah A dan saya akan berpuasa penuh Ramadhan ini. Semoga Allah memudahkan Ramadhan kali ini untuk A belajar berpuasa dan saya memulai puasa lagi, amiin. 

No comments: