Wednesday, July 25, 2012

Rahmat


Pagi ini aku sibuk memikirkan masalah tidurku
Yang terputus tak jelas dan akhir-akhir ini harus kulakukan dengan perut penuh setelah subuh karena hanya pada waktu itu lah aku dapat tidur sebelum jam kerjaku

Otakku mulai berputar, mungkin boleh ku-jama' saja shalat maghrib dan isya'ku...
bukankah banyak keringanan Allah bagi umatnya?

Kemudian sampailah aku pada artikel ini, yang membahas ramadhan umat muslim di jalur Gaza, Afghanistan, dan Irak.

Alangkah malunya..
Aku sibuk sendiri dengan masalahku,
Melupakan alangkah sangat dirahmatinya hidupku dengan limpahan pangan,
sumber daya listrik dan gas yang selalu ada, rumah dan kerja yang melindungiku dari panas..

Pagi ini, bahkan doa kecilku yang tak penting,
yang kuucapkan sembari berlari dari rumah mengejar bis,
agar tak ketinggalan meski aku sudah 5 menit terlambat dari jadwal,
langsung di-ijabahNya
dengan bis yang datang beberapa menit setelah aku bahkan sempat membenahi hijabku setelah berlarian
Sungguh hangat hati ini mengucap syukur.
"It's little package of surprises like this that made my day. Alhamdulillah", pikirku.

Aku terlupa rahmatNya jauh lebih besar dari itu padaku...

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"

Hamba sungguh berterimakasih atas semua rahmatMu ya Allah,
Ingatkanlah aku untuk selalu bersyukur kepadaMu
Janganlah masukkan aku ke golongan yg mendustakan rahmatmu

dan berikanlah rahmat dan kekuatanmu bagi seluruh umat Muslim di seluruh penjuru bumimu ini, ya, Allah
semoga kami semua dapat melalui Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya, amiiin.

Sunday, July 22, 2012

Kesendirian


Sering aku merutuki kesendirianku
yang makin terasa mencekam dalam malam

Namun kusadari, manusia terlahir sendiri
dan akan pergi dalam kesendirian juga

tidaklah hidup ini selain persinggahan, 
keramaian adalah kebetulan
ketika jalan masing-masing yang sendiri itu bersinggungan, 

kebersamaan adalah rahmat,
ketika jalan yang dituju searah,
dan waktu dan tempat (dan koneksi?) memungkinkan

pada akhirnya, dalam sunyi malam, kesendirian lagi lah yg menemaniku

Sudah sepatutnya lah sepi ini kujadikan kawan karib
agar sunyi yang sering terasa memekakkan telinga ini 
menjadi sesuatu yang menenangkan hati

karena pada sunyi, dapat aku mendengar suara hatiku
gaungnya memenuhi ragaku dan dapat kulihat jalanku

dan pada sunyi, dapat kubercakap jelas dengan Kawan sejatiku,
yang lebih dekat dari urat leherku
yang kutuju dalam jalan sendirku

maka meski iri aku setengah mati,
 pada mereka yang malam Ramadhannya begitu damai bersama orang-orang kesayangan
dan ramai dengan saudara-saudara seiman,
akan kusyukuri kesendirianku

wahai kesendirian,
Ramadhan ini, temanilah aku merayakan malam-malamku
meski tempat ini sepi dari adzan
ramaikanlah hatiku
sebagaimana ketika aku ruku' bersama orang-orang yang ruku'
meski dalam sendiriku

Saturday, July 21, 2012

Surga



Kusadari... aku tak pernah berani menulis tentang surga.
Pun dalam lantunan doaku, yang berani kupinta hanyalah yang terbaik dunia akhirat.
Sepertinya tak pernah kusinggung-singgung mengenai surga..

Mungkin karena aku tlah berkecil hati.
Merasa diri penuh dosa.
Sadar diri ibadahku bukan pada level yang kuharapkan...
Tak pantas rasanya hendak mengharap surga...

Akan tetapi bila kurenungi lagi...bukankah itu seperti seolah-olah aku ini berburuk sangka kepada-Nya?
Bukankah telah selalu dijanjikanNya ampunan bagi hamba-Nya yang meminta?
Bukankah selalu dijawabNya semua doa hambaNya?
Bukankah selalu diberikan-Nya lebih dari apa yang kupinta selama ini?

Tapi... aku tetap malu rasanya hendak meminta surga...

Untuk semua rezeki, rahmat, berkah, yang sepertinya tak henti-hentinya tercurah padaku.
Masihkah pantas aku terus meminta?
Sementara ibadahku yang cuma seputar yang wajib-wajib saja itu rasanya sama sekali tak cukup
untuk melukiskan betapa aku berterimakasih pada-Mu untuk semua ini,
sama sekali tak sepadan untuk menyatakan betapa aku begitu memujaMu.

Sungguh segala puja yg kuwujudkan dalam ibadahku itu ingin kuniatkan hanya untukMu.
Rabi'ah Al-Adawiyah meletakkan duduk perkaranya dengan jelas:
"Jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya."

Tapi rasanya, aku tak berani pula sampai pada titik itu.
Alangkah sombongnya aku rasanya...sementara aku sungguh takut berada jauh dari-Mu.
sungguh, aku memohon, janganlah campakkan aku dari kasih sayang Mu.
aku begitu merindu-Mu...

Ramadhan ini..aku ingin sebanyak-banyaknya merayakan setiap detiknya dengan ibadah
Aku ingin memujaMu selepas Ramadhan ini dengan sedikit lebih kepercayaan diri,
bahwa aku telah menggunakan sebaik-baiknya Ramadhanku untuk memujaMu...

dan mungkin nanti... aku akan mulai meminta surga bila boleh?